Minggu, 25 September 2011

problematika kehidupan: Rupiah Tertekan

problematika kehidupan: Rupiah Tertekan: JAKARTA, METRO TV.com Seperti halnya mata uang lain di kawasan regional, nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan akibat krisis global. ...

Rupiah Tertekan

JAKARTA, METRO TV.com Seperti halnya mata uang lain di kawasan regional, nilai tukar rupiah terus mengalami tekanan akibat krisis global. Pada perdagangan akhir pekan lalu, rupiah bahkan sempat tembus ke level Rp9.000, sebelum akhirnya Bank Indonesia melakukan intervensi pasar.
Meski tekanan terhadap rupiah masih akan berlanjut, diperkirakan fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat akan menahan laju penurunan nilai tukar rupiah.Nilai tukar rupiah Selasa sore terhadap dolar AS tertekan ke posisi 8.565. Itu dipicu dari pelaku pasar yang masih khawatir terhadap melambatnya pertumbuhan ekonomi global akibat krisis di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa.
"Sentimen pasar global yang masih negatif lambat laun dapat menjalar ke pasar Asia akibat dari krisis finansial yang terjadi di AS dan Eropa," kata Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (6/9).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta Selasa sore melemah sebesar tujuh poin menjadi 8.565 per dolar AS dibanding hari sebelumnya 8.535.
Managing Research PT Indosurya Asset Management itu menambahkan, krisis Eropa berdampak negatif pada mata uang Euro sehingga melemah terhadap dolar AS dan merembet ke pasar uang Asia termasuk rupiah.
Meski demikian, lanjut dia, mata uang dolar AS yang menguat terhadap mata uang kuat dunia lainnya tidak terlalu signifikan karena investor lebih cenderung menempatkan dananya pada logam mulia atau emas.(MI/DNI) JAKARTA - Nilai tukar rupiah sedikit melemah pada perdagangan kali ini. Padahal nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) tampak melemah atas euro.
Rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) Kamis (9/6/2011) ada di level Rp8.523 per USD, naik tipis jika dibandingkan dengan periode hari sebelumnya yang ada di Rp8.521 per USD.
Sementara menurut yahoofinance, rupiah ada di Rp8.517 per USD, dengan kisaran perdagangan harian di Rp8.502-Rp8.522 per USD. Di sisi lain, nilai dolar AS terpantau melemah atas sejumlah mata uang lainnya. Sehingga euro menguat ke 1,4635 per USD, begitu juga pounds menguat ke 1,6452 per USD.
Pasar valas kali ini cukup dipengaruhi oleh pasar komoditas. Di mana untuk pertama kalinya dalam 20 tahun berdirinya, OPEC  gagal mencapai kesepakatan produksi. Enam negara menolak usulan Arab Saudi untuk menaikkan produksi ketika harga diatas USD100 per barel.
Arab Saudi sebagai  negara penghasil minyak terbesar di OPEC bersama dengan Kuwait, Qatar dan Uni Emirat mengusulkan kenaikan produksi sebesar 1,5 juta barel per hari sehingga menjadi 30,5 juta barel per hari dari produksinya sekarang sekitar 28,8 juta bph. Usulan tersebut ditolak oleh Iran, penghasil terbesar kedua di OPEC bersama dengan Venezuela.
Sementara itu diperkirakan permintaan untuk minyak OPEC mencapai 30,87 juta bph untuk kuartal III-2011 mendatang. Survei Bloomberg mengindikasikan suplai OPEC tidak akan berubah dari posisinya sekarang, disaat yang sama permintaan diperkirakan meningkat sehingga harga minyak mentah masih berpotensi naik hingga ke kuartal III-2011. (wdi)

JAKARTA, KOMPAS.com — Rupiah tertekan dan jatuh ke level terendah hampir tiga pekan terakhir. Pelemahan rupiah dipicu semakin dalamnya krisis utang Yunani. Kekhawatiran ini menyebabkan surutnya permintaan terhadap aset emerging market, dan menyeret pasar saham global lebih rendah.
Mata uang Garuda melemah 0,37 persen ke posisi Rp 8.580 per dollar AS pada pukul 10.18 di Jakarta. Mata uang Garuda ini tergelincir untuk hari kedua setelah indeks regional MSCI Asia Pasifik merosot 1,4 persen, yang merupakan penurunan terbesar dalam dua minggu.
Perdana Menteri Yunani George Papandreou akan merombak kabinetnya, dan berusaha memenangi suara hari ini, setelah gagal mengumpulkan dukungan dari oposisi terkait langkah-langkah penghematan.
Ekonom Standard Chartered Plc Eric Alexander Sugandi menyebutkan terjadi risk aversion di pasar karena ketidakpastian terkait krisis utang Eropa. "Namun, saya memperkirakan pelemahan rupiah bersifat sementara karena fundamental negara masih kuat," ujarnya.
Sementara, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun turun. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik satu basis poin ke 7,41 persen. (Dupla Kartini/Kontan).
Berikut ini berdasarkan seminar Pasar dan Prediksi Harga Komunitas 2012 yang menjadi commodity news yakni, sbb:
  • -Monexnews - Emas diprediksi bakal bergerak menuju area $ 2.300/ons akibat krisis utang Eropa yang dapat memicu aksi hindar resiko dengan kenaikan suku bunga yang kemungkinan harus ditunda lebih lama dan kondisi likuiditas yang melimpah, menurut catatan SEB. "Bullish emas demikian kuat sehingga kami memprediksi logam mulia akan mencetak rekor baru di $ 2,300/ons," tambah SEB. Spot emas berada di $ 1.800/ons, turun $ 4,80 dan perak di $ 39.68/ons, turun 6 sen dari level penutupan. (din)
  • (Vibiznews – Commodity) – Pada perdagangan elektronik di Asia hari ini tampak harga minyak mentah mengalami penurunan setelah pada akhir perdagangan dini hari tadi sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan (13/05). Harga minyak mentah melemah di tengah sinyal bahwa kenaikan harga bahan bakar tahun lalu mulai mengakibatkan terhambatnya ekonomi di AS yang merupakan konsumen bahan bakar terbesar di dunia.
  • Harga minyak mentah hari ini mengalami penurunan signifikan. Korea Selatan menyatakan bahwa harga minyak yang tidak stabil merupakan potensi risiko penurunan ekonomi. IEA menurunkan estimasi permintaan minyak mentah di tahun 2011.Harga minyak mentah untuk kontrak pengiriman bulan Juni tampak mengalami penurunan sebesar 1.1 dolar (1.1%) dan ditransaksikan pada posisi 97.87 dolar per barel pada perdagangan elektronik hari ini. Dini hari tadi harga minyak mentah ditutup naik 76 sen pada harga 98.97 dolar per barel yang merupakan harga penutupan tertinggi sejak tanggal 10 Mei.
  • Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah masih akan cenderung mengalami pergerakan konsolidasi pada sesi perdagangan di Asia hari ini. Diperkirakan minyak mentah akan mengalami pergerakan pada rentang yang sebesar 97  dolar dan 104 dolar.
  •  (Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan perdagangan di bursa ICE Futures Sabtu dini hari lalu harga kopi arabika berjangka terus membukukan penurunan yang cukup signifikan (26/09). Melemahnya harga kopi arabika tersebut didorong oleh kekhawatiran yang makin besar bahwa melambatnya ekonomi akan mengakibatkan turunnya permintaan terhadap komoditas ini.Penurunan harga kopi arabika tadi malam turut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas-komoditas lainnya. Seluruh 24 jenis komoditas yang terdapat dalam The Standard & Poor’s GSCI Index terpantau mengalami penurunan, dipimpin oleh komoditas perak, tembaga dan minyak mentah. Anjloknya komoditas turut dipercepat dengan menguatnya dolar AS.
    Harga kopi arabika berjangka ICE Futures untuk kontrak pengiriman bulan Desember mengalami penurunan tajam sebesar 7.8 sen (3.3%) dan ditutup pada posisi 2.3145 dolar per pon. Pada perdagangan sebelumnya harga kopi arabika membukukan penurunan lebih dari 5%. Sepanjang bulan September 2011 ini harga kopi arabika telah mengalami penurunan sebesar 20%.
    Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika akan cenderung masih mengikuti progress penyelesaian krisis keuangan di Eropa. Sementara itu factor fundamental juga turut memegang peranan penting dalam menentukan arah pergerakan komoditas. kopi arabika akan menemui level support – resistance pada kisaran 2.2 – 2.8 dolar.
  •  (Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan perdagangan di bursa CBOT Sabtu dini hari lalu harga kedelai berjangka membukukan penurunan lanjutan (26/09). Anjloknya harga kedelai tersebut didorong oleh kekhawatiran yang makin besar bahwa melambatnya ekonomi akan mengakibatkan turunnya permintaan terhadap komoditas ini.Penurunan harga kedelai tadi malam turut dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas-komoditas lainnya. Seluruh 24 jenis komoditas yang terdapat dalam The Standard & Poor’s GSCI Index terpantau mengalami penurunan, dipimpin oleh komoditas perak, tembaga dan minyak mentah. Anjloknya komoditas turut dipercepat dengan menguatnya dolar AS.Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan November tampak mengalami penurunan sebesar 25 sen dan ditutup pada posisi 12.58 dolar per bushel. Harga kedelai berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 25.25 sen dan berakhir pada posisi 12.69 dolar per bushel.
  • Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga kedelai akan cenderung masih mengikuti progress penyelesaian krisis keuangan di Eropa. Sementara itu faktor fundamental juga turut memegang peranan penting dalam menentukan arah pergerakan komoditas. Harga kedelai akan menemui level support – resistance pada kisaran 12 – 13 dolar.(Ika Akbarwati/IA/vbn).